Langsung ke konten utama

Merah Jambu


Cinta itu kayak marmut lucu, wana merah jambu
Yang berlari di sebuah roda,
seolah berjalan jauh, tapi gak kemana-mana.
Nggak tau kapan berhenti, ku jatuh cinta

***
Angin segar pagi membersamai. Adegan lucu mengawali hari. Melihat berdiri di tepi. Raut wajah cemas. Melihat jam was-was. Berlari-lari, salip sana-sini. Mengirim api tanda peduli. Entah mengapa senang sekali. Berdampingan kanan kiri, namun tak jadi. Sesal sekali.

Skakmat! Tutur ahli mendeskripsi. Perihal buku dan inisiatif memberi. Bukannya gangguan persepi atau bahkan macam gangguan diri. Hanya ungkapan emosi, ada rasa di hati. Silahkan tertawa geli. Tapi jangan abai kesungguhan ini, datang jauh dari lubuk hati.

Menikah muda bagaimana. Tak perlu khawatir untuk mangkir. Soal makan jadi tanggungan. Lihat, sudah berpenghasilan. Meski belum berkecukupan. Semoga terkesan, jadilah tahun depan. Jangan ragukan. Inilah kesungguhan. Alih-alih trauma, hanya sesak dada. Yakinlah berbeda. Mari berdoa dan saling menjaga.

Kebut. Sebelum malam susut. Di perempatan, motor tertaut. Muka tak berani menyaut. Entah takut, entah kusut. Mungkin karena larut. Jangan kebut, nanti benjut. Jalan hujan. Semoga sampai tujuan.

***
Hatiku merah jambu. Persis dengan warna kudungmu. Semoga hatimu juga begitu. Harapku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wanita Beruntung

Kau tau siapa wanita paling beruntung di dunia ini? Itu adalah kamu. Tapi jika kamu mau bersamaku. *** Aku bukan lelaki yang kaya atau tajir seperti yang lainnya. Menyesal? Jangan salah. Aku percaya, soal rezeki sudah ada yang mengatur. Apa yang sudah ditakdirkan menjadi bagianku, sekecilpun itu tak akan berpindah. Tugasku hanya bekerja keras, seperti yang kulakukan sekarang. Keras dalam usaha, keras dalam berdoa. Toh kamu tau kan, kalau kekayaan itu bukan cuma soal harta. Dan siapa bilang orang kaya materi selalu bahagia? Aku mungkin lelaki yang konyol, sering ngebanyol seperti yang kamu tau tentang aku. Meremehkanku? Jangan salah. Aku juga bisa serius. Cuma perlu saat yang tepat. Kamu saja yang tidak melihatku di saat yang tepat. Aku beri tau ya, dunia ini ‘gak asik’ kalau terlalu serius. Bukannya kamu ingin lebih awet muda? Aku bukan lelaki tampan seperti lainnya. Menghinaku? Terserah. Siapa bilang aku tak bisa tampan? Mudah saja. Hanya butuh salon dan baju necis ...

Harapan dan Penyesalan

Rasanya aku sudah terlalu akrab dengan apa yang kita sebut sebagai "penyesalan". Sampai-sampai aku sudah tidak bisa lagi memunculkan harapan, hanya karena takut menyesal. Iya. Harapan. Sebelumnya aku berpikir, bahwa sumber dari penyesalan adalah harapan. Maka kalau tidak mau menyesal ya jangan berharap. Sampai akhirnya, aku baru menyadari. Bahwa tidak berharap, justru membuatku tetap menyesal pada akhirnya. Bahkan penyesalannya lebih besar. Bagaimana bisa? Aku coba kenali kembali seluruh skenario penyesalan yang pernah terjadi di dalam hidupku sampai detik ini. Skenario terbanyak mungkin seperti ini : ketika aku menginginkan suatu hal, tapi kenyataannya aku tidak pernah melakukan sedikit pun usaha untuk itu. Seknario lain : ketika aku memiliki keinginan, kemudian aku melakukan, tapi nyatanya apa yang aku lakukan adalah salah atau kurang tepat. Sehingga hasil yang aku peroleh tak sesuai dengan harapan. Dua skenario penyesalan tersebut yang aku rasa ada dalam kehi...