Langsung ke konten utama

Mencari Sempurna


oleh : Mas Gun

Jika saja kamu mencari yang sempurna, kamu tidak akan menemukanku sama sekali. Sekalipun habis waktumu, lelah jalanmu, hingga hilang nafasmu. Kamu tidak akan menemukanku sama sekali.

Kau berteriak mencari-cari padahal aku berada disebelahmu, tapi kamu mencari yang tidak ada disisimu. Sesuatu yang sebenarnya kamu sendiri tidak tahu apa dan siapa, dimana dan bagaimana. Jika kamu mencari yang sempurna, tentu kamu tidak akan menemukanku.

Sekalipun aku berlalu lalang di sekitarmu, kamu tidak akan pernah bisa menemukanku. Karena matamu menuju ke tempat-tempat jauh, ke tempat-tempat yang kamu sendiri tak berani mendekatinya. Kamu mencari sesautu yang ada di langit. Ribuan bintang yang jauh dan kamu melupakan senter kecil yang sedari tadi kamu genggam padahal cahayanya lebih terang di dekatmu.

Kamu tidak akan pernah bisa menemukanku sekalipun aku duduk manis di bawah pohon-pohon randu. Karena kamu mencari apa yang tidak ada di bumi, kamu mencari apa yang dilangit sementara kamu berdiri di bumi.

Sampai pada akhir kelelahanmu dan kamu berhenti mencari. Dan kamu tetap tidak akan menemukanku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan dan Penyesalan

Rasanya aku sudah terlalu akrab dengan apa yang kita sebut sebagai "penyesalan". Sampai-sampai aku sudah tidak bisa lagi memunculkan harapan, hanya karena takut menyesal. Iya. Harapan. Sebelumnya aku berpikir, bahwa sumber dari penyesalan adalah harapan. Maka kalau tidak mau menyesal ya jangan berharap. Sampai akhirnya, aku baru menyadari. Bahwa tidak berharap, justru membuatku tetap menyesal pada akhirnya. Bahkan penyesalannya lebih besar. Bagaimana bisa? Aku coba kenali kembali seluruh skenario penyesalan yang pernah terjadi di dalam hidupku sampai detik ini. Skenario terbanyak mungkin seperti ini : ketika aku menginginkan suatu hal, tapi kenyataannya aku tidak pernah melakukan sedikit pun usaha untuk itu. Seknario lain : ketika aku memiliki keinginan, kemudian aku melakukan, tapi nyatanya apa yang aku lakukan adalah salah atau kurang tepat. Sehingga hasil yang aku peroleh tak sesuai dengan harapan. Dua skenario penyesalan tersebut yang aku rasa ada dalam kehi...

Yang Terbaik

Manusia hidup dengan keinginan. Mereka mempersiapkan segala sesuatu demi mewujudkan apa yang menjadi cita-cita mereka. Sebagian mendapatkan, sebagian tidak. Sebagian merasa gembira dengan perolehannya. Sebagian tidak. Merasa sedih dengan kegagalannya. Manusia memang dituntut untuk menyempurnakan usaha. Karena dengan begitu, kita bisa menjemput takdir Tuhan untuk kita. Genapkan usaha. Kemudian berserah. Rahasia terbesarnya ialah, apa yang menurut kita baik dalam pandangan kacamata manusia, ternyata belum tentu sejatinya baik. Sebaliknya, apa yang buruk menurut manusia, belum tentu sejatinya buruk.  Percayalah. Dengan begitu, semua yang kita hadapi dalam kehidupan ini, akan menjadi bentuk syukur kita kepadaNya. Tidak patut terlalu bergembira atas pemberian dariNya, juga tidak akan bersedih tentang apa yang luput dari keinginan kita. "Aku menjadi paham jika prasangkaku hanya sekedar prasangka. Tidak lebih. Dan kini kutemui, apa-apa yang terbaik itu tidak pernah ada da...