(Mas Gun)
“Aku mencintaimu dan aku mau mewujudkannya dalam tindakan”.
“Tidak usah,” katamu
menolak tawaran.
Lalu, dilain waktu kamu justru resah
menanti seseorang yang kamu harap datang. Meski keberadaannya tidak pernah kamu
ketahui, bahkan cintanya pun tidak kamu mengerti. Kamu memilih ketidakpastian
daripada kepastian. Bukankah selama ini kamu sendiri yang menuntut kepastian?
Ketika kamu mencari kepastian, aku
datang menawarkannya. Lalu, kamu justru ragu memberikan kepercayaan. Aku tidak
mengerti apa yang sebenarnya kamu cari.
Di lain hari kamu resah mencari. Mencari
sesuatu yang jauh, sesuatu yang bahkan tidak kamu kenali. Sesuatu yang katanya
telah disiapkan Tuhan bahkan sejak kamu belum lahir. Apa kamu tidak pernah
bertanya pada diri sendiri bahwa mungkin ia menciptakan kita sebagai takdir
itu?
Aku mungkin harus menghilang dari
kehidupanmu agar kamu sadar dan menyadari bahwa ada yang hilang dalam hidupmu.
Kesadaran yang membuatmu mengerti bahwa ada orang yang memiliki perasaan yang
bahkan tidak kamu rasakan. Bahwa ada orang yang mencintaimu kala kamu takut dan
bertanya-tanya apakah ada orang yang bisa jatuh cinta padamu.
Saat ini mungkin kita hanya bertemu.
Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dikemudian hari. Harapanku dan
harapanmu mungkin saja berbeda. Namun, siapa sangka bila ternyata muara kita
sama. Aku berdoa seperti itu, entah kamu.
Komentar
Posting Komentar