Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Buat Aku Tersenyum

By : SO7 Datanglah sayang Dan biarkan aku berbaring Di pelukanmu,walaupun 'tuk sejenak Usaplah dahiku Dan kan kukatakan semua Bilaku lelah tetaplah di sini Kar'na engkaulah satu-satunya untukku Jangan tinggalkan aku sendiri Bilaku marah biarkan ku bersandar Jangan kau pergi untuk menghindar Rasakan resahku Dan buat aku tersenyum Dengan canda tawamu, Walaupun tuk sekejap Kar'na hanya engkaulah Yang sangggup redakan aku Dan pastikan kita selalu bersama Kar'na dirimulah yang sanggup mengerti aku Dalam susah maupun senang Dapatkah engkau selalu menjagaku         Dan mampukah engkau mempertahankanku ..

Seribu

Masih harus seribu buku Masih harus seribu ilmu Masih harus seribu roti Masih harus seribu bukti Masih harus seribu tawar Masih harus seribu sabar Masih harus seribu tulisan Masih harus seribu pemberian Masih harus seribu tenaga Masih harus seribu percaya

Lelaki Sejati

Tunggu tanggal mainnya! Kau tahu, ibarat bom waktu, ia hanya butuh ‘cukup waktu’ untuk ‘meledak’. Terlalu dini mungkin akan menciderai. Terlalu lama mungkin tidak akan jadi senjata. Dan kehadiranmu… bak ‘pemantik’ jelita. Hingga nanti meledaklah semua. Oh sungguh bahagia. Kehadiranmu mampu merubah semua. Lelaki yang dulunya alpa, dipandang sebelah mata. Kini sempurna, bagaikan raja. *** Perasaan ingin melindungi. Melindungi mereka yang dicintai sepenuh hati. Tak ingin melihat orang kesayangannya tersakiti. Maka, apapun akan dijalani. Meski harus berjaga diri, semenjak dini hingga gelapnya hari. Perasaan ingin memimpin. Memberikan arahan dan haluan. Mempersiapkan kompas kehidupan. Memenuhi visi dan misi perjalanan. Maka, semua akan dipersiapkan. Meski harus kelelahan, agar kelak tak salah tujuan. Perasaan ingin memberi. Tak perlu diminta. Tersebab rasa, mudah ia beri segala. Apa-apa saja yang dipunya, ia beri cuma-cuma. Maka, semua akan dicari, tanpa menutut ke

Ya Allah...

…dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.  (QS. 94: 8) “Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berhadap kepada-Nya.” – Imam Syafi’i   Kepada Allah ku kan mengadu. Tentang perasaan dan semua ketakutanku. Biar Allah yang menjadi penentu. Saat takdir membuat semua jelas. Kepada manusia, hanya kecewa berbalas.

Pelarian

Bangunlah wahai sang pecinta sujud. Terjagalah wahai sang pecinta tahajud.  Tidakkah ada kerinduan menggelayut . Seperti halnya ibuku mengajariku, untuk menggantungkan seluruh kehidupanku di penghujung malamku. Karena ku tahu, kepada-Nya ku meletakkan seluruh pengharapanku, Allah Yang Maha Kuasa. Karena ku tahu, dunia ini hanya fana dan sementara. Mari persiapkan bekal, untuk perjalanan sesungguhnya, untuk kehidupan akhirat selamanya. Dari Abu Hurairah ra., Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Allah Ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, ‘Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni. (HR. Bukhari & Muslim) Sepertiga malam terakhir, adalah waktu pelarianku. Sajadah dan air wudhu adalah perlengkapanku. Mushaf adalah senjataku. Begitulah aku dalam penyendirianku.  Penghujung malam,

Malu

Manusia dasar pelupa. Begitulah diriku. Sering kali kita hanya memberikan yang terbaik, hanya kepada orang-orang yang ‘kurang tepat’, kepada mereka yang baru saja dikenal, kepada mereka yang bahkan asing sama sekali. Bersikap sopan santun karena takut untuk dijauhi, berbicara lemah lembut karena takut dipecat. Sisi lain, bisa sekali kita bersikap keras dan berkata kasar kepada kedua orang tua kita. Pertanyaannya, bagaimana bisa? Bukankah mereka yang sedari dulu membesarkan kita? Bukankan dari dulu mereka yang meneteskan keringat jerih payahnya untuk kita? Lalu mengapa sikap dan tutur terbaikmu, kamu peruntukkan tidak kepada mereka? Malu. Berikut saudara-saudaramu. Mereka yang telah membersamaimu dalam perjuangan hingga saat ini. Memberikan nasihat penguat saat kamu jatuh. Mendengarkan seksama segala keluhan darimu. Lalu pantaskah, pemberian cuma-cumamu hanya kamu peruntukkan kepada mereka yang tidak memberikan apa yang telah diberikan saudaramu untukmu? Kemana letak kesadaran

Entah Kamu

(Mas Gun) “Aku mencintaimu dan aku mau mewujudkannya dalam tindakan”. “Tidak usah,”  katamu menolak tawaran. Lalu, dilain waktu kamu justru resah menanti seseorang yang kamu harap datang. Meski keberadaannya tidak pernah kamu ketahui, bahkan cintanya pun tidak kamu mengerti. Kamu memilih ketidakpastian daripada kepastian. Bukankah selama ini kamu sendiri yang menuntut kepastian? Ketika kamu mencari kepastian, aku datang menawarkannya. Lalu, kamu justru ragu memberikan kepercayaan. Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya kamu cari. Di lain hari kamu resah mencari. Mencari sesuatu yang jauh, sesuatu yang bahkan tidak kamu kenali. Sesuatu yang katanya telah disiapkan Tuhan bahkan sejak kamu belum lahir. Apa kamu tidak pernah bertanya pada diri sendiri bahwa mungkin ia menciptakan kita sebagai takdir itu? Aku mungkin harus menghilang dari kehidupanmu agar kamu sadar dan menyadari bahwa ada yang hilang dalam hidupmu. Kesadaran yang membuatmu mengerti bahwa ada orang yang

Pelajaran Berharga

Ada saatnya bagi kita, benar-benar menyadari, untuk selamanya,  bahwa tidak ada tempat bergantung selain padaNya.            Always learning, still

Harga Sebuah Senyuman

Selalu ada hal-hal kecil yang begitu berharga, namun tak ternilai dengan harta. *** Senyuman itu tak berbiaya. Tetapi manfaatnya luar biasa. Memperkaya yang menerima. Tak memiskikankan pemberinya. Saat ini, jadilah aku pekerja, mencari cara untuk meminta senyuman berharga. Teristimewa dari orang-orang sekitar. Menghapus lara serta duka yang melingkar. Menyingkirkan kusut yang memberingsut. Sirna lelah karena masalah. Favorit! Hal itu akan menjadi pekerjaan kesukaanku nantinya. Bagaimana berupaya untuk membuatnya tersenyum. Lepas. Bahagia. Cantik. Orang bilang sebagai senyuman, senyuman yang begitu menenangkan. Memberikan kehangatan meski lisan tak terucapkan. Kelak nanti dalam sejarah cerita, senyuman itu akan selalu mengingatkan, bahwa di baliknya ada perjuangan berharga yang tidak ternilaikan, ada perasaan suci yang berusaha dijaga murni, sebaik-baiknya, selama-lamanya. Senyuman itu. Kelak, harus kujaga. Setiap terangnya hingga gelapnya. Bangunnya dan juga tidu

Muhasabah Cinta

(Edcoustic) Wahai... Pemilik nyawaku Betapa lemah diriku ini Berat ujian dariMu Kupasrahkan semua padaMu Tuhan... Baru ku sadar Indah nikmat sehat itu Tak pandai aku bersyukur Kini kuharapkan cintaMu Kata-kata cinta terucap indah Mengalun berzikir di kidung doaku Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku Butir-butir cinta air mataku Teringat semua yang Kau beri untukku Ampuni khilaf dan salah selama ini Ya ilahi.... Muhasabah cintaku... Tuhan... Kuatkan aku Lindungiku dari putus asa Jika ku harus mati Pertemukan aku denganMu

Ketenangan Hati

Apa yang ingin Anda miliki di kehidupan ini? Harta? Jabatan tinggi? Popularitas? Rumah mewah? Lantas sejatinya, di balik semua itu, adakah sesuatu yang ingin Anda miliki setelahnya? Betapa banyak orang dengan uang yang begitu banyak, harta yang berlimpah ruah, rumah mewah, namun pada hakikatnya dia tidak mendapatkan apa-apa. Betapa banyak orang yang dengan uangnya yang banyak namun tidak dapat memiliki ketenangan dalam hidupnya karena selalu khawatir kehilangan uangnya. Pun sama dengan orang-orang lainnya yang mengira bahwa dengan hartanya yang ia miliki, dengan pangkatnya yang ia miliki, itu akan memberikan ketenangan dalam dirinya. Benar. Ini soal ketenangan batin. Sesuatu yang mungkin sering dilupakan orang. Saya ambil contoh. Manakah yang Anda pilih dari dua keadaan berikut. Orang dengan popularitasnya yang tinggi namun tidak merasakan ketenangan dalam hidupnya karena selalu tersibukkan dengan urusan-urusan pekerjaannya. Kemudian, dengan orang yang mungkin tidak banyak yan

Istikharah Cinta

oleh : Sigma   Bersaksi cinta diatas cinta Dalam alunan tasbih ku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman dimalam sunyi penuh do'a Sebut nama Mu terukir merdu Tertulis dalam sajadah cinta Tetapkan pilihan sebagai teman Kekal abadi hingga akhir zaman Istikharah cinta memanggilku Memohon petunjukmu satu nama teman setia Naluriku berkata Dipenantian luahan rasa Teguh satu pilihan Pemenuh separuh nafasku Dalam mahabbah rindu Di istikharah cinta..

Mencari Sempurna

oleh : Mas Gun Jika saja kamu mencari yang sempurna, kamu tidak akan menemukanku sama sekali. Sekalipun habis waktumu, lelah jalanmu, hingga hilang nafasmu. Kamu tidak akan menemukanku sama sekali. Kau berteriak mencari-cari padahal aku berada disebelahmu, tapi kamu mencari yang tidak ada disisimu. Sesuatu yang sebenarnya kamu sendiri tidak tahu apa dan siapa, dimana dan bagaimana. Jika kamu mencari yang sempurna, tentu kamu tidak akan menemukanku. Sekalipun aku berlalu lalang di sekitarmu, kamu tidak akan pernah bisa menemukanku. Karena matamu menuju ke tempat-tempat jauh, ke tempat-tempat yang kamu sendiri tak berani mendekatinya. Kamu mencari sesautu yang ada di langit. Ribuan bintang yang jauh dan kamu melupakan senter kecil yang sedari tadi kamu genggam padahal cahayanya lebih terang di dekatmu. Kamu tidak akan pernah bisa menemukanku sekalipun aku duduk manis di bawah pohon-pohon randu. Karena kamu mencari apa yang tidak ada di bumi, kamu mencari apa yang dilangi

Melewatkanmu

Kamu orangnya. Benar benar kamu. Bukan yang lain Harus berapa kali kuulangi? *** Melewatkanmu. Saat ini itu adalah hal yang paling aku benci untuk terjadi. Bukannya sudah kukatakan. Rasanya aku telah berhenti dari pencarian. Entah bagaimana. Panca inderaku berikut hatiku semua menujumu. Hari bersamamu teramat berarti. Sungguh bagiku, meskipun kau tak tahu. Perasaannya sungguh kuat. Benar benar kuat. Makin hari makin menjadi. Hingga saat ini, membuncah sekali. Aku tak ingat pasti, bagaimana awal mula semuanya terjadi. Rasanya begitu cepat, juga akurat. Sekejap saja semua bisa kukenali dengan keyakinan yang pasti. Tak banyak pertimbangan sana-sini. Sungguh sederhana sekali. Cinta sejati! Ahh… kemana saja selama ini? Aku hanya tak mau melewatkanmu. Saat nanti, jika kamu masih menutup rapat pintu hati, barangkali Tuhan membalikkan hati ini. Kau tau? Aku tak mau itu terjadi. Memaksamu, rasanya ingin. Namun ku tahu tak mungkin. Ketakutanmu? Mari kuhapuskan bersamaku.

Luka Hati

Aku benci mengakui.  Telah jatuh hati.  Pada dirimu, yang terjabak masa lalu

Merah Jambu

Cinta itu kayak marmut lucu, wana merah jambu Yang berlari di sebuah roda, seolah berjalan jauh, tapi gak kemana-mana. Nggak tau kapan berhenti, ku jatuh cinta *** Angin segar pagi membersamai. Adegan lucu mengawali hari. Melihat berdiri di tepi. Raut wajah cemas. Melihat jam was-was. Berlari-lari, salip sana-sini. Mengirim api tanda peduli. Entah mengapa senang sekali. Berdampingan kanan kiri, namun tak jadi. Sesal sekali. Skakmat! Tutur ahli mendeskripsi. Perihal buku dan inisiatif memberi. Bukannya gangguan persepi atau bahkan macam gangguan diri. Hanya ungkapan emosi, ada rasa di hati. Silahkan tertawa geli. Tapi jangan abai kesungguhan ini, datang jauh dari lubuk hati. Menikah muda bagaimana. Tak perlu khawatir untuk mangkir. Soal makan jadi tanggungan. Lihat, sudah berpenghasilan. Meski belum berkecukupan. Semoga terkesan, jadilah tahun depan. Jangan ragukan. Inilah kesungguhan. Alih-alih trauma, hanya sesak dada. Yakinlah berbeda. Mari berdoa dan saling me

Gagal Bersembunyi

Tunjukkan aku seorang guru. Gunung kudaki, lautan kuseberangi, hingga penjuru. Berakit ke hulu, demi satu ilmu. Bagaimana bersembunyi darimu. *** Menyedihkan. Entah bagaimana, kata itu menjadi familiar sekarang. Aku yang gagal bersembunyi. Mudah saja kamu temui mataku yang berlari saat mata kita bertemu. Mungkin terlalu lama aku memperhatikanmu sehingga benar, ada risih yang kamu rasakan, hingga mencari darimana sumber itu. Selalu mengamatimu, mungkin hanya akan menghalangimu dari indahnya pemandangan. Aku yang gagal bersembunyi. Membolak-balik lamanmu seperti menjadi candu. Berkali-kali hingga puluhan kali dalam sehari. Hanya untuk mencari tau kabar terbaru darimu. Kuulangi membaca tulisanmu yang dulu, mencoba benar-benar meresapi, menyangkut-pautkan kejadian sana-sini, memosisikan dari sudut pandangmu. Agar kutahu, apa yang bisa kulakukan untukmu. Aku yang gagal bersembunyi. Memaksakan kehendakku, mengusikmu, hanya untuk mencari perhatianmu. Dan selalu saja

Semu

Pernah merasa terasing? Bukan karena kamu berada di lingkungan yang baru saja kamu temui atau bahkan tidak kamu kenal sama sekali, bukan. Justru pada lingkungan, tempat dimana sehari-hari kamu berada. Kadang aku merasa dunia ini berputar demikian cepatnya. Begitu cepat dan juga kejam. Melihat orang-orang sekitar, bak ajang lari. Meninggalkan mereka yang ‘tersengal-sengal’, tak punya nafas lagi untuk berlari, kemudian lama-lama berjalan dan akhirnya berhenti. Atau bahkan meninggalkan mereka yang sedari awal tak punya daya berlari. Kejam. Bukannya berlari itu melelahkan? Kenapa tak berjalan saja? Kenapa tak mencoba berhenti sejenak? Lihat ke depan. Buram. Kabut. Membahayakan. Mungkin saja sandungan yang membuat jatuh. tembok besar yang siap menghantam. Atau bahkan jurang lebar yang mengancam. Bukannya itu pertanda salah tujuan? Cepat, kembali ke lintasan! Tapi, dimana perhentian? Lelah. Apa mungkin aku juga demikian? Tak punya waktu berhenti, hingga merasa bahwa dunia ini

Berbisik

Banyak lisan yang tak tersampaikan.  Masih banyak tulisan yang tersimpan. Pun dengan perbuatan yang tertahankan. Semua karena perasaan yang telah berdiri tegak di perbatasan. Bukan karena keraguan, hanya waktu yang akan membuktikan. Untuk setiap lisan, tulisan dan perbuatan yang tertuju untukmu, cobalah dengarkan bisikku. *** Ssssst! Teruslah memperbaiki diri. Itu pintaku padamu. Mengapa? Karena begitulah seharusnya. Biarkan yang memilikimu seutuhnya yang menentukan. Aku bukan Tuhan. Tak bisa seenakku, menentukan dirimu untukku, meskipun sebegitu besar keinginanku. Kelak Tuhan pasti akan memberikan padamu seseorang yang tepat.  Bukankah Tuhan Maha Mengetahui? Termasuk yang terbaik untuk dirimu kan? Kau tau, sering kali kuberpikir, betapa diriku masih tak pantas untuk bersanding denganmu. Banyak kekurangan dan kelemahanku yang tak kau ketahui. Kita belajar meletakkan pengharapan kepada Tuhan, bukan kepada selainnya. Lihatlah, tidak akan ada kekecewaan nantinya. Ka