Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Jenak – Jenak Kejujuran

Hari – hari menjelang kedatangan Rasulullah saw. dari Tabuk sangat menegangkan. Setidaknya bagi Ka’an bin Malik. Jika saja ia berada dalam rombongan Rasulullah, tentu lain ceritanya. Seperti biasa, setiap pulang dari pejalanan, Rasul lebih dulu ke masjid. Ternyata, sekitar 80-an munafik telah menunggu di sana. Mereka memohon kepada Rasulullah agar beliau meminta ampunan kepada Allah karena meraka tidak ikut berperang. Mereka juga berharap Rasul sendiri mau memaafkan. Permintaan itu dikabulkan Rasul. Akan tetapi wajah beliau tiba – tiba berubah menjadi merah. Seulas senyum sinis tersungging, ketika Ka’ab bin Malik menemuinya. “Mengapa kamu tidak ikut ke Tabuk? Bukankah kamu telah membeli kendaraan untuk itu?” tanya Rasulullah. Wajar Rasulullah bersikap seperti itu. Ka’ab termasuk jajaran para sahabat terhormat, punya track record yang baik sebagai penulis wahyu, dan relative tanpa cacat nama baik. Tidak ikut ke Tabuk menjadi sesuatu yang tak logis untuk ukuran seorang kader yang

A Hope

Jika keyakinan adanya kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini terpatri, sungguh tidak akan ada ruang bagi kita untuk berhenti berharap Pernah mendengar suatu kisah tentang empat lilin? Mungkin kisah ini udah familiar sekali. Dalam suatu ruangan sunyi, ada empat buah lilin yang menyala, namun perlahan, sedikit demi sedikit habis meleleh. Karena begitu sunyinya, terdengarlah percakapan antara mereka. Lilin yang pertama berkata “Aku adalah DAMAI.” “Namun manusia tak lagi mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan saja diriku..”. Demikian, sedikit demi sedikit sang lilin pun padam. Tersisalah tiga lilin yang masih menyala. Kemudian berkatalah lilin yang kedua, “Aku adalah IMAN.” “Namun sayang, manusia tak mau mengenaliku.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Tersisalah dua lilin yang masih menyala. Kemudian berkatalah lilin yang ketiga, “Aku adalah CINTA.” “Tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapk

Be Special

            Beberapa hari yang lalu aku bersama temanku makan gudeg di gerbang belakang kampus. Bukan, di sini kami tidak ingin membahas tentang gudeg maupun penjualnya, tetapi yang lain. Sembari menikmati makanan, terlihat sesosok wanita dan pria yang saat itu juga hendak membeli makanan. Wanita itu, tinggi, masih muda, tapi sayang ada yang aneh dengannya. Saat itu ia mengenakan kaos bewarna kuning, dan celana yang sepertinya kekurangan bahan. Orang – orang mengenalnya dengan celana panas, maaf¸hot pants.             Kemudian, lelaki yang bersamanya berjalan di belakangnya. Saya terkejut ketika wanita tadi menoleh ke belakang dan bertanya. “bapak mau makan apa?”. Dari situ aku tau, ternyata orang yang bersamanya itu adalah bapaknya. Berpenampilan gaya kantor, baju hem berdasi, dengan celana kain dan bersepatu. Sebuah pertanyaan terlintas di benak. “Oooh, ada ya bapak yang membiarkan anaknya membuka aurat..”             Bagiku, ada dua kemungkinan untuk bapak tersebut. Pertama

“Harapan Bangsa”

4 November 2013                                                 Hari ini jadwal Field Lab 2012. FL kelompok kali ini, berbeda dengan yang lain. Mengapa? Karena ketika yang lain sudah selesai FLnya, kita malah belum berangkat, haha. Iya, kelompok kita berangkat siang, jam 2. Puskesmas Ngemplak, Boyolali menjadwalkan kami untuk melakukan penyuluhan di desa, dan itu memang terjadwal siang. Lucu sekali memang, saat yang lain sudah bisa tidur siang melepas lelah, kita harus berangkat panas – panas. Mengeluh? Tidak :D               Terlepas dari itu, hari ini sangat berkesan bagi kami. Setiba di puskesmas jam 2, kita langsung diarahkan untuk menuju posyandu di salah satu desa Boyolali. Dan akhirnya pun, kita sampai di tempat. Sambutan hangat melayang kepada kami dari para ibu kader – kader desa. Senyuman tulus tampak dari raut wajah mereka. Sungguh, sangat menenangkan.             Di dalam kesederhanaan, dengan rumah kecil berdinding kayu, kami berkumpul bersama para ibu kader