Menulis itu menyenangkan. Percaya?
Nyatanya seperti itu. Dengan menulis seperti ini misalnya, kita bisa
mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, apa yang sedang kita pikirkan, yang
sedang kita harapkan dan sebagainya.
Lapar. Pusing. Lepas.
Saat ini, ketika
menulis tulisan ini, ketiga itu yang aku rasakan. Lapar karena hak lambung yang
belum terpenuhi. Pusing karena lagi ngerjain tugas, laporan yang belum kelar, dan
revisi yang tertunda (revisi yang tertunda adalah awal dari kesuksesan skripsi).
Lepas karena bisa menumpahkan emosi di tulisan ini. Haha. Selamat! Anda yang
membaca ini berarti Anda sedang membaca tulisan luapan emosi saya saat ini.
Menulis itu seperti kita sedang memasuki
dimensi ketiga atau dunia ketiga yang tidak terikat dengan apapun. Dengan
menulis kita bisa menciptakan segala sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda
denga biasanya, bahkan sesuatu semau kita, tanpa paksaan dan batasan.
Di dunia yang ketiga, aku berteman
dengan Doraemon. Berkawan dengannya begitu menyenangkan. Saat-saat sulit
seperti ini misalnya. Aku tinggal meminta Doraemon mengeluarkan Pintu Kemana
Saja. Sehingga, memudahkanku untuk membeli makan di burjo. Masalah perut pun
terselesaikan. Kemudian, Konyaku Penerjemahnya sehingga ketika aku sedang
membaca jurnal skripsi aku tidak perlu menggunakan kamus atau translater sebagainya.
Menarik bukan?
Menulis itu seperti kita sedang membuat
jejak dalam kehidupan kita. Jejak tersebut yang orang lain bisa mengetahui
mengenai diri kita. Bahkan nanti mungkin kita sendiri yang nantinya akan teringat
ataupun juga tertawa ketika melihat tulisan-tulisan kita sebelumnya.
Menulis membuat kita bisa bercengkerama dengan
orang-orang lain di luar jangkauan kita. Seperti saat ini misalnya. Lihat kan?
Saat ini aku sedang bercengkerama denganmu. Iya kamu. =)
“Jika
kamu ingin tahu dunia maka membacalah tapi jika kamu ingin dunia tahu kamu maka
menulislah”.
Komentar
Posting Komentar