“Assalamualaikum. Aku pulang…”, teriak Aisyah saat memasuki rumah. “Waalaikumsalam. Sudah pulang to jagoan Ayah satu ini.”, kata Ayah sambil memeluk Aisyah. “Loh, kok mukanya cemberut gitu? Habis dimarahin Ibu ya?” “Bukan karena Ibu Yah. Aisyah sedih. Pagi tadi Aisyah dapat kabar kalau Pak Guru sedang dirawat di rumah sakit Yah.”, jawab gadis kecil itu. “Pak Guru opname Nak? Ayah baru tau.” “Ayah, kenapa sih orang seperti Pak Guru harus sakit? Padahal Pak Guru baik banget sama Aisyah Yah.” “Hmmh… emang iya? Kalo Ayah baik juga enggak sama Aisyah?”. Canda Ayah sambil mencubit pipi anaknya. “Yah Ayah… serius nih.”, gerutu Aisyah. “Aisyah kasian sama Pak Guru. Aisyah tahu kalau Pak Guru rajin sholat, rajin ngaji, suka bantu Aisyah kalau Aisyah sulit ngerjain Matematika. Apa Allah sedang tidur ya Yah?” “Wah, anak Ayah perhatian sama Pak Gurunya ya ternyata. Sini Nak, kemari duduk dulu. Ayah kasih tahu sesuatu.”, jawab Ayah sambal mengajak Aisyah untuk duduk di kursi. ...
Biarkan tulisan ini berbicara kepada semesta tentang perjalanannya dan kepada hati tentang rahasia besarnya