Langsung ke konten utama

Apa Kabar?


Hai. Apa kabar dirimu?
Sebuah kalimat tanya yang selalu berakhir dalam hati. Rasanya tidak mungkin untuk mengutarakannya dalam ucap. Mungkin malu. Bahkan lebih mungkin hanya akan membuat kita sama-sama tertawa geli mendengarnya. Aneh. Tapi ingin tau.

Apa kabar dirimu?
Lama tak bertemu. Aku selalu menantikan perjumpaan. Bila nanti datang kesempatan, sedikit-sedikit kucari obrolan. Meski kadang tak penting, mungkin bagimu. Tapi mendengar suaramu, sudah memberi sedikit kabar tentangmu hari itu. Tak cukup, sesekali rasanya perlu untuk mencuri pandang, mengamatimu dari kejauhan. Melihat gerak-gerikmu, mencari celah, jikalau saja dirimu membutuhkan bantuan seseorang, tapi naas, kaki ini selalu tak beranjak dari pijakan.

Apa kabar dirimu?
Bagaimana hari-harimu? Apa menyenangkan? Aku selalu menanti tulisanmu. Karena itu adalah caraku untuk mengetahui semua tentangmu. Apa yang kamu rasakan, apa yang kamu pikirkan, keluhkan, semua tentangmu. Kalau tidak dari situ, lalu dari mana lagi?
***

Jadi, apa kabar dirimu?
Send? Cancel. Save as draft.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wanita Beruntung

Kau tau siapa wanita paling beruntung di dunia ini? Itu adalah kamu. Tapi jika kamu mau bersamaku. *** Aku bukan lelaki yang kaya atau tajir seperti yang lainnya. Menyesal? Jangan salah. Aku percaya, soal rezeki sudah ada yang mengatur. Apa yang sudah ditakdirkan menjadi bagianku, sekecilpun itu tak akan berpindah. Tugasku hanya bekerja keras, seperti yang kulakukan sekarang. Keras dalam usaha, keras dalam berdoa. Toh kamu tau kan, kalau kekayaan itu bukan cuma soal harta. Dan siapa bilang orang kaya materi selalu bahagia? Aku mungkin lelaki yang konyol, sering ngebanyol seperti yang kamu tau tentang aku. Meremehkanku? Jangan salah. Aku juga bisa serius. Cuma perlu saat yang tepat. Kamu saja yang tidak melihatku di saat yang tepat. Aku beri tau ya, dunia ini ‘gak asik’ kalau terlalu serius. Bukannya kamu ingin lebih awet muda? Aku bukan lelaki tampan seperti lainnya. Menghinaku? Terserah. Siapa bilang aku tak bisa tampan? Mudah saja. Hanya butuh salon dan baju necis ...

Harapan dan Penyesalan

Rasanya aku sudah terlalu akrab dengan apa yang kita sebut sebagai "penyesalan". Sampai-sampai aku sudah tidak bisa lagi memunculkan harapan, hanya karena takut menyesal. Iya. Harapan. Sebelumnya aku berpikir, bahwa sumber dari penyesalan adalah harapan. Maka kalau tidak mau menyesal ya jangan berharap. Sampai akhirnya, aku baru menyadari. Bahwa tidak berharap, justru membuatku tetap menyesal pada akhirnya. Bahkan penyesalannya lebih besar. Bagaimana bisa? Aku coba kenali kembali seluruh skenario penyesalan yang pernah terjadi di dalam hidupku sampai detik ini. Skenario terbanyak mungkin seperti ini : ketika aku menginginkan suatu hal, tapi kenyataannya aku tidak pernah melakukan sedikit pun usaha untuk itu. Seknario lain : ketika aku memiliki keinginan, kemudian aku melakukan, tapi nyatanya apa yang aku lakukan adalah salah atau kurang tepat. Sehingga hasil yang aku peroleh tak sesuai dengan harapan. Dua skenario penyesalan tersebut yang aku rasa ada dalam kehi...