Pagi kala itu, terasa tidak seperti biasa. Engkau berdiri di sudut koridor dengan gamis merahmu. Memanggul tas dengan caramu. Bercengkerama dengan teman-temanmu. Aku tak mengenalmu. Tapi aku menemukanmu. Di ujung koridor, aku diam-diam memerhatikanmu. Tanpa tahu pasti pembicaraanmu, engkau mengakhirinya dan berpisah dengan teman-temanmu. Mengucapkan salam. Ah, begitu indah mendengarnya. Tidak kusangka, kau berjalan tepat ke arah dimana aku berdiri terdiam memerhatikanmu. Tak ayal, aku pun tertunduk, tersipu malu. Kuberanikan diri untuk berjalan ke arahmu. Kulihat wajahmu. Tapi kamu tertunduk, mencoba menjaga pandanganmu. Aku pun sontak teringat. Ah, kamu benar-benar mengingatkanku akan itu. Di pagi yang lain, aku menemukanmu. Kebiasaanku pagi kala itu sedikit terganggu. Tidak seperti biasa aku harus membaca satu lembar buku berulang-ulang untuk sekadar sedikit memahami. Itu semua karena aku menemukanmu. Kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Aku menemukanm...