Hujan. Rintik air. Gemericik. Guntur. Awan.
Aku suka dengan hujan. Bagiku, hujan itu menyimpan
keindahan.
Kita berbicara tentang hujan. Tentang sesuatu yang semenjak
dulunya membasahi bumi. Kita berbicara tentang sesuatu yang menjadi saksi bisu bumi
ini. Entah sudah berapa kali aku melihat hujan. Entah berapa lama waktu yang
aku habiskan dengan hujan.
Hujan dulu. Hujan saat ini. Samakah?
Bagiku, hujan itu menyimpan keindahan.
Aku terheran, bagaimana bisa ketika hujan datang, justru
orang kecewa dan menyalahkan hujan. Mana yang salah? Apakah salah ketika tanah yang
kering ini menginginkan hujan? Apakah salah ketika pepohonan yang dimakan layu
ini meminta hujan? Salahkan ketika hewan-hewan di daratan meneguk air hujan
untuk membasahi mulutnya?
Janganlah seperti itu. Jangan kita berpikiran sempit.
Padahal dengan hujanlah, bumi ini tumbuh. Kita saja
yang tidak tahu.
Saat hujan, pepohonan dan rumput ilalang menyambut
gembira, memanjangkan akar-akarnya sehingga dapat tumbuhlah batang, ranting,
bunga dan buahnya.
Tahukah kamu?
Saat hujan tiba, induk ayam mencarikan anak-anak
ayamnya tempat perlindungan.
Saat hujan tiba, burung-burung mengistirahatkan
sayapnya, menghabiskan waktunya bersama keluarganya.
Dan selalu bagiku, hujan itu menyimpan keindahan.
Saat hujan, seorang ibu mendekap hangat anak mungilnya,
menyingkapkan selimut pada tubuhnya, takut kedinginan membuat sakit buah
hatinya. Saat hujan tiba, seorang kakak berjalan memayungi adik kecilnya, sembari
memegang tangannya, menuntun melewati kubangan air yang ada, takut becek
mengotori celana adiknya. Bahkan, saat hujan tiba, seorang bapak berdiri di
persimpangan jalan, mencari uang dengan menawarkan jasa payung, demi menghidupi
istri dan anaknya. Uang yang diperolehnya hanya saat hujan tiba. Salahkah?
Pernahkah kita coba bayangkan bagaimana dunia ini
tanpa hujan? Maka, saat hujan tiba, jangan kamu menyalahkannnya. Karena kita
tahu, begitulah cara Allah membagi-bagikan rezeki kepada makhluk-Nya…
Dan kepadamu yang aku tak tahu dimana…
Saat ini aku sedang melihat hujan dengan simfoninya. Rintik
air. Gemericik. Guntur. Dan awan.
Mencoba memikirkan akan kebesaran-Nya.
Kita yang masih terahasiakan dimensi ruang dan waktu
untuk bertemu. Bersapa dalam takdirNya. Membangun singgasana cinta dariNya.
Dan saat hujan… apakah kita melihat hujan yang sama?
Hujanku. Hujanmu.
Samakah?
Bagiku hujan itu selalu indah. Karunia Tuhan Yang
Maha Indah :)
“Dialah
yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 22)
Komentar
Posting Komentar