Ketika kamu berbicara tentang
mimpi, kamu akan menemui sejuta definsi.
Mimpi… apa sih itu
mimpi?
Sebagian orang yang
menerima pertanyaan ini, mungkin akan terdiam. Terdiam karena tidak mengerti.
Sebagian lagi juga terdiam, bukan karena tidak mengerti, mungkin karena ia sulit
membahasakan. Mungkin ada lagi sebagian sisanya mampu membahasakan dengan
berjuta jawaban, bahkan mungkin ada sisi yang unik dan berbeda dari jawaban –
jawaban tersebut.
Mengapa
berbeda?
Inilah
yang menarik tentang mimpi. Seandainya saja, mimpi itu terdefinisikan dengan
suatu pakem tertentu, mungkin bukan lagi menjadi hal yang menarik. Mimpi itu
abstrak. Mungkin lebih tepat seperti itu menggambarkannya (bukan
mendefinisikan). Karena ia terlahir dengan sejuta kondisi kemungkinan. Abstrak
bukan?
Dimanakah letak mimpi?
Tentang mimpi, itu
bukan apa-apa yang ada dalam genggamanmu, bukan dalam pijakan kakimu, atau
mungkin dompetmu, tetapi mimpi itu hidup dalam pikiran dan hati masing-masing
para pemimpi. Bahkan dalam level tertentu, mimpi dapat menjadi jiwa seseorang.
Bagaimanakah
mimpi itu muncul?
Tentang mimpi, bagiku, ia
muncul sebagai ‘hasil’ dari perjalanan pribadi dengan berbagai kondisi yang
mempengaruhi. Kondisi tersebut tercipta dari dimensi ruang, waktu, dan pelaku.
Ketiganya saling berkombinasi. Kombinasi yang berbeda satu dimensi saja, dapat
menimbulkan mimpi yang berbeda.
Saat ini mungkin sebagian
dari kita belum memiliki mimpi, karena memang belum menemukan titik tersebut
dalam perjalanan hidupnya. Lantas, apa yang perlu dilakukan? Tetaplah ‘hidup’.
Artinya, jangan kamu menghentikan langkah-langkahmu untuk menemukan mimpimu.
Tetaplah berjalan. Jangan terhenti untuk selamanya. Karena suatu saat, dalam
perjalananmu itu, kombinasi-kombinasi dari semesta alam tadi, akan membuatmu
menemukan suatu mimpi, entah bagaimana ceritanya.
Kepada
para pemimpi, pahamilah tentang mimpimu. Kamu tidak bisa memaksakan mimpi orang
lain, berada atau hidup dalam dirimu. Karena kamu akan terkekang nantinya.
Bebaslah bergerak. Leluasalah mencari. Dan biarkan ia tertuliskan dengan
sendirinya dari pikiran dan hatimu. Jangan kau paksakan. Dan katakanlah,
bahwasannya tentang mimpi, kamu tidak harus melakukan suatu hal yang besar
untuk mewujudkan mimpi yang besar. Tapi cukuplah dengan hal-hal kecil yang senantiasa
mendekatkanmu kepada mimpi tersebut. Biarlah waktu yang menjadikan hal kecil tersebut,
menjadi besar pada akhirnya.
Biarlah waktu yang menjadikan hal kecil tersebut, menjadi besar pada akhirnya.
BalasHapusHmmm nice try rek (y)
hehe itu terinspirasi dari acara preevent proklamator kemarin rek (y)
Hapus