Langsung ke konten utama

Sang Pemilik Hati

Sering kali diri ini khilaf
Sering kali hati iniberharap yang salah
Sering kali niat ini berubah arah,

Maafkan ya Allah atas segala amal, tak tulus kepadaMu
Maafkan ya Allah atas segala amal, mengharap pujian makhlukMu
Engkau Yang Maha Mengetahui segala isi dan maksud hati
Betapa bodohnya diri ini, menukar balasan yang sejati dengan sesuatu yang tak pasti
Engkau Yang Maha Pengampun
Maka kini, ampunilah kami
Dengan tinta ini, ijnkanlah kami sedikit berbagi
Semata – mata untuk mengingatkan diri
Mengharapkan balasan dariMu Ya Robbi

Engkau Yang Maha Pelindung
Kepada-Mu hati ini berlindung, atas segala godaan hati
Kuatkan hati ini, luruskan niat ini
Segala Puji untukMu Yaa Ilahi
Engkaulah Sang Pemilik Hati

Komentar

  1. ini keren, favorite part
    "Maka kini, ampunilah kami
    Dengan tinta ini, ijnkanlah kami sedikit berbagi
    Semata – mata untuk mengingatkan diri
    Mengharapkan balasan dariMu Ya Robbi "
    aminnn :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, semoga bisa menginspirasi.
    Blog nya masih jelek nih, masih kudu banyak belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin.. yagakpapa tulisannya udah kece mo, tinggal di rutinkan aja biar tambah kece, sama kalo ngepost di link dong di fb tah gtu biar banyak yg baca banyak yg terinspirasi :) kalo udah gak libur jangan mandek yaa nulisnyaa

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Sebuah Senyuman

Selalu ada hal-hal kecil yang begitu berharga, namun tak ternilai dengan harta. *** Senyuman itu tak berbiaya. Tetapi manfaatnya luar biasa. Memperkaya yang menerima. Tak memiskikankan pemberinya. Saat ini, jadilah aku pekerja, mencari cara untuk meminta senyuman berharga. Teristimewa dari orang-orang sekitar. Menghapus lara serta duka yang melingkar. Menyingkirkan kusut yang memberingsut. Sirna lelah karena masalah. Favorit! Hal itu akan menjadi pekerjaan kesukaanku nantinya. Bagaimana berupaya untuk membuatnya tersenyum. Lepas. Bahagia. Cantik. Orang bilang sebagai senyuman, senyuman yang begitu menenangkan. Memberikan kehangatan meski lisan tak terucapkan. Kelak nanti dalam sejarah cerita, senyuman itu akan selalu mengingatkan, bahwa di baliknya ada perjuangan berharga yang tidak ternilaikan, ada perasaan suci yang berusaha dijaga murni, sebaik-baiknya, selama-lamanya. Senyuman itu. Kelak, harus kujaga. Setiap terangnya hingga gelapnya. Bangunnya dan juga tidu

Segenap Kekurangan

Captured April 6, 2021 Menjalani kehidupan di jenjang yang berbeda membutuhkan penyesuaian. Dalam segala hal. Terlebih bagi seorang pasangan suami istri yang menjalani kehidupan 24 jam Bersama. Seperti halnya pasangan yang lain, sudah tentu masing-masing dari kami memiliki banyak kekurangan. Satu hal yang kupercaya, bahwa Allah SWT. mempertemukan kedua insan dalam bahtera rumah tangga, pasti keduanya dipertemukan untuk saling melengkapi kekurangan-kekurangan itu. Sampai detik ini, dengan segala kekuranganku yang terjaga dengan kelebihan istriku, aku berjanji untuk selalu mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menjadi seorang imam yang baik, seorang sahabat yang peduli, seorang teman yang baik bagi dirinya. Aku berjanji… Ah iya.. foto itu diambil saat piknik di Glamping Jogja. Dengan 2 buah sepeda lipat yang sudah jarang terpakai… :p Mudah-mudahan bisa terpakai lagi dengan latar foto yang berbeda 😊

A Hope

Jika keyakinan adanya kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini terpatri, sungguh tidak akan ada ruang bagi kita untuk berhenti berharap Pernah mendengar suatu kisah tentang empat lilin? Mungkin kisah ini udah familiar sekali. Dalam suatu ruangan sunyi, ada empat buah lilin yang menyala, namun perlahan, sedikit demi sedikit habis meleleh. Karena begitu sunyinya, terdengarlah percakapan antara mereka. Lilin yang pertama berkata “Aku adalah DAMAI.” “Namun manusia tak lagi mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan saja diriku..”. Demikian, sedikit demi sedikit sang lilin pun padam. Tersisalah tiga lilin yang masih menyala. Kemudian berkatalah lilin yang kedua, “Aku adalah IMAN.” “Namun sayang, manusia tak mau mengenaliku.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Tersisalah dua lilin yang masih menyala. Kemudian berkatalah lilin yang ketiga, “Aku adalah CINTA.” “Tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapk