Apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai.
Pepatah tua telah mengajarkan
kita akan pelajaran kehidupan. Ibaratnya
seorang petani yang menanam padi, tentu akan menuai padi pada akhirnya. Tidak
mungkin menuai mangga, jambu ataupun yang lain. Kebaikan dan keburukan pun
berlaku seperti itu.
Seorang pernah berujar, bahwa dunia
ini tidak adil. Mengapa? Ia mengatakan, orang-orang baik, yang memiliki akhlak
yang bagus, mulia dan terpuji justru tidak merasakan kebaikan yang ditanamnya.
Ia berpandangan begitu dengan melihat orang-orang miskin di sekitarnya. Lantas
dibandingkan dengan orang-orang kaya raya, justru merasakan kebaikan dunia ini
dengan kemewahannya, padahal mereka sendiri memiliki akhlak yang buruk, eogis,
lupa sholat, dan lainnya. Lalu? Bagaimana dengan konsep tanam dan tuai?
Sejenak kita mengingat kepada apa
yang disampaikan oleh pemilik dunia ini dan seisinya.
“Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
(QS. Al Zalzalah 7-8)
Jelas
sekali Allah terangkan bahwasannya, kepada siapa yang menanam suatu kebaikan,
siapapun itu, dan sekecil apapun itu, Allah akan membalasnya. Mari kita belajar
dari kisah fairy tale yang selalu
berakhir dengan kebahagiaan. Menurutku, itu pun berlaku bagi dunia kita ini,
karena Allah Maha Adil. Hanya saja, kalau kita menganggap dunia ini memang
tidak adil, padahal kita sudah berbuat baik, mestinya kita sadar, kalau memang
kisah fairy tale ini belum berakhir. Kita tau, kalau dunia ini bukanlah akhir
segalanya. Jadi belum mencapai endingnya. Karena endingnya nanti adalah di
akhirat sana. Ketika segalanya pasti akan berbalas dengan adil. ~
Komentar
Posting Komentar