Langsung ke konten utama

Wanita dan Kehormatan

Mengawali tulisan ini, saya hadirkan sebuah fakta yang terjadi di masyarakat kita. Orang mengenalnya dengan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day. Menjelang hari itu, tersebar informasi mengenai pembelian cokelat gratis kondom. Paket tersebut ditemui di sejumlah minimarket di berbagai kota. Dua batang cokelat Silverqueen dan diselipkan kondom Fiesta, kemudian dikemas dalam bungkus plastik dan diikat pita merah muda. Pertanyaannya, apakah tujuannya? Tidak perlu dijawab. Saya pikir, kita mesti paham apa yang diinginkan oleh orang-orang yang berada di balik fenomena ini.
Menyedihkan.


Seorang pria berdiri di persimpangan jalan.
Mengenakan pakaian yang menawan.
Membawa sekotak cokelat dan seikat mawar yang rupawan.
Menjajakan kepada wanita di jalanan.
Dengan lantang mengatakan..
“kehormatan… kehormatan”

Seorang wanita berdiri di persimpangan jalan.
Mengenakan pakaian yang menawan.
Mencari pria dengan cokelat dan seikat mawar yang rupawan
Dengan lantang menjajakan..
“keperawanan…keperawanan…”


Dimanakah harga sebuah kehormatan, di saat sebuah cokelat dan seikat bunga dengan mudah menjadi tebusan. Dimanakah letak sebuah kehormatan, saat tangan-tangan lelaki yang tidak bertanggungjawab melayang bebas  merenggut keperawanan.

Apa untungnya digilai dan disukai, kalau kalau kehormatan itu hilang direnggut oleh jiwa-jiwa kotor penuh nafsu yang mencelakai. Apa untungnya digilai dan disukai, kalau kalau ditinggal pergi tanpa alasan yang pasti padahal sudah berkorban harga diri.

Ketahuilah wahai engkau wanita…
Engkau begitu berharga. Karena hanya seorang pria yang memiliki keberanian dan juga komitmen tinggi yang dapat menyentuhmu. Begitulah akad nikah itu terbentuk. Harga dunia tidak pantas disandingkan dengan kehormatanmu. Karena engkau begitu berharga.

Ketahuilah wahai engkau wanita…
Engkau dijadikan dari tulang rusuk kiri. Bukan dari tulang kepala untuk memerintah lelaki. Bukan juga dari tulang kaki untuk menghamba diri pada lelaki. Tetapi dari tulang rusuk, yang dekat dengan jantung lelaki…untuk merasakan setiap degup jantung lelaki yang mencintaimu dengan penuh kehormatan dan kasih sayang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Segenap Kekurangan

Captured April 6, 2021 Menjalani kehidupan di jenjang yang berbeda membutuhkan penyesuaian. Dalam segala hal. Terlebih bagi seorang pasangan suami istri yang menjalani kehidupan 24 jam Bersama. Seperti halnya pasangan yang lain, sudah tentu masing-masing dari kami memiliki banyak kekurangan. Satu hal yang kupercaya, bahwa Allah SWT. mempertemukan kedua insan dalam bahtera rumah tangga, pasti keduanya dipertemukan untuk saling melengkapi kekurangan-kekurangan itu. Sampai detik ini, dengan segala kekuranganku yang terjaga dengan kelebihan istriku, aku berjanji untuk selalu mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menjadi seorang imam yang baik, seorang sahabat yang peduli, seorang teman yang baik bagi dirinya. Aku berjanji… Ah iya.. foto itu diambil saat piknik di Glamping Jogja. Dengan 2 buah sepeda lipat yang sudah jarang terpakai… :p Mudah-mudahan bisa terpakai lagi dengan latar foto yang berbeda 😊

Harapan dan Penyesalan

Rasanya aku sudah terlalu akrab dengan apa yang kita sebut sebagai "penyesalan". Sampai-sampai aku sudah tidak bisa lagi memunculkan harapan, hanya karena takut menyesal. Iya. Harapan. Sebelumnya aku berpikir, bahwa sumber dari penyesalan adalah harapan. Maka kalau tidak mau menyesal ya jangan berharap. Sampai akhirnya, aku baru menyadari. Bahwa tidak berharap, justru membuatku tetap menyesal pada akhirnya. Bahkan penyesalannya lebih besar. Bagaimana bisa? Aku coba kenali kembali seluruh skenario penyesalan yang pernah terjadi di dalam hidupku sampai detik ini. Skenario terbanyak mungkin seperti ini : ketika aku menginginkan suatu hal, tapi kenyataannya aku tidak pernah melakukan sedikit pun usaha untuk itu. Seknario lain : ketika aku memiliki keinginan, kemudian aku melakukan, tapi nyatanya apa yang aku lakukan adalah salah atau kurang tepat. Sehingga hasil yang aku peroleh tak sesuai dengan harapan. Dua skenario penyesalan tersebut yang aku rasa ada dalam kehi...

Perjalanan Rasa

Ada hal yang berbeda. Tak biasa. Saat itu juga, bermula perjalanan rasa. Siapa yang mengira, dengan mengenalmu, mampu memunculkan rasa. Mungkin suka. Jika dengan itu, jelas mengapa jantung terpacu saat bertemu. Mungkin juga cinta. Jika dengannya, menjadi alasan untuk berani berkorban. Ataukah semata nafsu? Hanya memberi belenggu, sementara waktu. Namun, bagaimana bisa hati ini rindu? Bahkan untuk sekian waktu. Sebut sajalah, karena dirimu. Tempat berangkat rasa yang mengikat. *** Karena dirimu, bagiku adalah perlawanan. Mengatakan mungkin akan mengacaukan keadaan. Tak ada pilihan, kecuali memendam perasaan. Membiarkannya mengalir bak air gunung yang menghilir. Laut jadi tujuan, kemarau menjadi ancaman. Karena dirimu, bagiku adalah persiapan. Tak bisa asal-asalan. Karena aku tahu, Ayahmu butuh dasar untuk mengiyakan. Dan Ibumu butuh akhlak jernih nan murni untuk merestui. Persoalan ini tidak mudah. Melelahkan, tapi bukankah putri kerajaan ditakdirkan unt...