Sejenak
kita mengingat kembali kisah seorang pejuang dakwah ini, seorang Duta Islam
Pertama. Tersebutlah "Mush'ab bin Umair". Kecintaannya kepada Allah
dan Rasul-Nya melampaui kecintaanNya kepada dunia ini. Terdidik dalam sebuah
kenikmatan dan kemanjaan dunia, dengan kasih sayang ibunya. Tidak membutakan
mata batinnya akan Islam. Hingga keindahan syariat menghiasai hatinya. Cukuplah
dengan itu. Cukup. Meskipun kenikmatan dunia tidak lagi dirasakannya. Meskipun
seorang Ibu tidak lagi menyanyangi bahkan tidak
menganggapnya sebagai anak. Begitulah ketika hati tenteram akan cahaya Islam.
Di akhir cerita, kesyahidannya membuat Rasul menitihkan air matanya. Sedih?
Tidak, jangan salah. Bukankah menjadi kebahagiaan tatkala dunia ini kita
tinggal dan akhirat surga Allah yang menanti? Cukup. Cukuplah itu menjadi
pengingat dan penyemangat kita... :)
"…Cukuplah
Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”(At-Taubah [9]: 129)
Komentar
Posting Komentar