Kepada hati ini yang tak mampu menangis Mengapa? Satu pertanyaan yang ingin sekali aku tahu jawabannya. Pertanyaan ini yang senantiasa menderu dalam jiwa. Mengingang dalam pikiran. Menyelip dalam setiap ketenangan. Sekali lagi, mengapa? Engkau tahu hati, aku ingin menangis. Tapi mengapa? Mengapa tak kau biarkan aku menangis? Apa engkau sudah lupa caranya untuk menangis? Apa engkau memang tak mengijinkan aku menangis? Kalau kau menganggap menangis adalah suatu kelemahan, aku sedikit untuk setuju. Karena tidak untuk hal ini. Tidak dimata manusia. Menangis adalah hal yang manusiawi bukan? Toh setiap manusia yang terlahir pasti menangis. Tapi mengapa kali ini kau persulit aku untuk menangis? Kalau kau tetap bersikeras dengan pendapatmu itu, baiklah. Aku memang lemah, sangat lemah. Selemah – lemahnya, terhadap Dzat Yang Maha Kuat. Engkau tahu kan aku ingin sekali menangis, iya kan? Dan dalam hal ini, aku memanglah seorang pencemburu. Aku cemburu kepada...
Biarkan tulisan ini berbicara kepada semesta tentang perjalanannya dan kepada hati tentang rahasia besarnya